Kasus Kematian TangMo Nida yang ditemukan tewas di Sungai Chao Phraya pada Februari 2022 lalu, memang terus menjadi perhatian hingga saat ini, mengingat banyaknya kejanggalan yang terjadi. Mulai dari manajer yang baru melaporkan hilangnya TangMo sehari setelah kejadian dan mengarah ke pembunuhan berencana, TangMo dikatakan jatuh terpeleset saat buang air kecil di bagian belakang speadboat, namun faktanya dirinya memakai pakaian body suit yang tidak memungkinkan untuk buang air kecil sembarangan. Kemudian kesaksian para terduga pelaku yang berbeda-beda, barang bukti yang dihilangkan, adanya dugaan prostitusi yang dilakukan oleh sang manajer kepada TangMo, keterlibatan orang-orang dengan kekuatan yang besar di pemerintahan, keadaan jenazah TangMo yang dianggap memprihatinkan, hingga Ibu TangMo, yakni Panida Siriyuthyothin yang dianggap mencurigakan.

Seperti diketahui, jenazah TangMo baru ditemukan dua hari setelah dirinya dinyatakan tenggelam di sungai. Jenazah tersebut ditemukan dengan pakaian lengkap, namun dengan luka yang dianggap bukan sebuah kecelakaan, seperti bekas jeratan di leher, beberapa luka sayatan di kaki, beberapa memar, luka gores sepanjang 30 cm di paha dalam dan tangan yang menggenggam pasir.

Setelah sempat menetapkan pelaku, yakni Por (Pemilik Speadboat), Robert (Sopir), Job, dan Gatick (Manajer TangMo), pada bulan April 2022, polisi juga menetapkan seseorang bernama Sand Wisapat, seorang transgender yang merupakan teman dekat Gatick. Sand mengaku sebagai orang yang mengetahui TangMo terjatuh, karena TangMo memegang kakinya saat buang air kecil, bahkan Sand sempat dianggap sebagai saksi kunci. Namun terungkap jika kesaksian tersebut merupakan kebohongan. Sand juga dianggap telah memalsukan beberapa foto dengan menyamar sebagai TangMo. Sayangnya kasus ini dihentikan, karena Ibu mendiang TangMo Nida memilih diberikan sejumlah uang sebagai kompensasi.

Sempat menjadi perbincangan, karena melakukan siaran langsung dengan ekspresi bahagia pasca beberapa hari kematian TangMo, kemudian dirinya menuntut ibu TangMo pada bulan Mei atas dugaan pencemaran nama baik dengan gugatan sebesar 50 juta Baht.

Kini Sand kembali menjadi perbincangan setelah mengunggah sebuah foto dengan Gatick dan pengacara pribadinya, yakni Tuan Vipasapanon. Dalam unggahan pada Jum’at (07/07), Sand menuliskan, “Jangan heran mengapa kamu tidak menyapa, karena lebih mengejutkan bahwa orang dewasa seperti kamu membiarkan keserakahan memimpin daripada menjadi benar.” Dirinya juga menambahkan tagar #fightforright (bertarung untuk kebenaran). Tak hanya itu, Sand juga banyak menuliskan pesan melalui cerita Instagram dengan menyebutkan kalimat, “1 tahun 1 bulan, yang mengisyaratkan jika ini masih mengenai kematian TangMo. Pesan tersebut terlihat seperti menyindir seseorang yang disinyalir sebagai Ibu TangMo (Cek Dokumentasi).


Sontak unggahan tersebut banjir komentar pedas dari publik. Mereka mengatakan, jika Sand ataupun Gatick sangat tidak tahu diri dengan menuliskan hal tersebut, keduanya juga tidak pernah menyatakan permintaan maaf pasca 1 tahun lebih terkait kematian TangMo. Bahkan beberapa terlihat berkomentar, “#JUSTICEFORTANGMO.” Publik masih mempercayai, jika keduanya merupakan otak dari rencana di mana TangMo akan dijual ke pria hidung belang, namun penolakan TangMo berujung ke pembunuhan dan tewasnya TangMo dengan cara ditenggelamkan.