Pada 6 Februari lalu, salah satu mahasiswa dari Bangkok University yang juga merupakan Mister Global Teen Thailand 2019, yakni Andrew Teerajet mendapatkan tindak kekerasan dari salah satu senior di kampusnya yang diketahui bernama Peem. Beredar sebuah video yang memperlihatkan saat Peem tiba-tiba menyiramkan sup mendidih ke arah tubuh Andrew sebanyak tiga kali. Akibat dari kejadian tersebut, Andrew menderita luka bakar di bagian kepala, leher dan punggung.

Tak hanya menyiramkan sup mendidih, bahkan Peem dan beberapa rekannya yang berada di sana juga memeras Andrew sebesar 50,000 Baht (sekitar ) dan memaksa Andrew keluar dari Universitas. Mendapatkan perlakuan sedemikian rupa, akhirnya Andrew melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian dan membuat kasusnya viral di media sosial. Diketahui keduanya merupakan anggota dari komunitas LGBTQ+.

Beberapa teori menyebutkan, bahwa Peem hanya tidak menyukai Andrew, namun ada pula yang mengatakan, bahwa ini adalah persoalan cinta segitiga, dimana Peem ingin merebut kekasih Andrew. Bahkan kasus ini juga menyeret nama ‘Peary Sakitjai’, yang merupakan Miss Teen Trans Thailand. Peary disinyalir merupakan teman Peem dan berada di sana saat penyerangan terhadap Andrew, berakhir dirinya yang dipecat oleh pihak penyelenggara.

Setelah kejadian yang menimpa Andrew viral, akhirnya terungkap bahwa Peem dan kelompoknya kerap kali melakukan tindak kekerasan (bullying) dan pemerasan ke sejumlah pihak. Mereka akan mengancam melakukan penyerangan lainnya, jika korban tidak menyanggupi untuk membayar sejumlah uang. Beberapa video saat Peem dan teman-temannya melakukan pengeroyokan di lahan parkir beredar di media sosial dan mereka selalu mengaku kebal hukum. Salah satu di antaranya adalah mahasiswa dari Fakultas Hukum.

Peem sempat dipanggil oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan, namun Peem masih bisa mengancam akan kembali berburu korban di hari yang sama. Pihak kepolisian juga telah mengidentifikasi para tersangka, namun dibebaskan karena menunggu hasil visum dari para korban. Bahkan korban masih merasa tidak aman dan harus beraktivitas menggunakan masker karena takut dengan ancaman Peem.

Kesal dengan sikap yang ditunjukkan oleh Peem, akhirnya pada tanggal 9 Februari lalu, ratusan anggota dari komunitas LGBTQ+ mengepung kondominium tempat Peem tinggal. Aktivis Kan Jompalang mengungkapkan, bahwa mereka tidak digerakkan, namun datang secara sukarela. Sikap ini juga menunjukkan, bahwa LGBTQ+ tidak menoleransi kekerasan. Mereka menuntut Peem untuk meminta maaf.
.
.
Setelah mengetahui telah dikepung oleh banyak orang dari komunitas, Peem yang dibawa ke kantor polisi pun meminta maaf, menawarkan kompensasi hingga memohon agar berakhir damai. Namun komunitas menolak dan ingin semuanya diselesaikan secara hukum yang berlaku. Ibu dari Peem juga terlihat meminta maaf kepada korban, orang tua dan masyarakat. Ia mengakui, bahwa ia lalai dan telah gagal mendidik putranya.


.
.
Pihak Bangkok University sendiri telah mengeluarkan pernyataan adanya pendampingan bagi korban dan siap membantu penyelidikan yang dilakukan kepolisian. Tak hanya itu, pihaknya juga memutuskan untuk mencabut status mahasiswa untuk para pelaku penyiraman dan pengeroyokan di lahan parkir, terhitung sejak 10 Februari lalu.
.
.
Sampai artikel ini diturunkan, tagar #สาดน้ําร้อน dan #โหนกระแส masih memenuhi media sosial. Buntut dari kasus tersebut, banyak dari publik yang mulai mengorek informasi mengenai para pelaku dan memberikan sanksi sosial secara serentak. Bahkan salah satunya merupakan artis dari Jumdee Film Production dan akan memiliki proyek baru, yang terpaksa ditunda.
.
.
Source:
Hub BoysLove
Thairath TV
Amarin TV
PPDTV

PERHATIKAN SAAT BERKOMENTAR ‼️ GUNAKAN KALIMAT YANG SOPAN‼️INI PROBLEM DI NEGARA ORANG YA, BUKAN NEGARA KALIAN‼️