Narkoba memang masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Bukan hanya berdampak bagi kesehatan sang pemakai, namun juga mampu membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Seperti yang terjadi pada salah satu kuil Buddha di distrik Bung Sam Phan provinsi Phetchabun, Thailand. Kuil tersebut terpaksa harus dikosongkan pada Selasa (29/11), setelah seluruh biksu dipecat karena tidak lolos tes narkoba.
Menurut salah satu pejabat setempat, yakni Boonlert Thintapthai. Empat biksu termasuk satu kepala Vihara di sana terdeteksi positif narkoba jenis ‘Methampethamine’ pada Senin (28/11). Semua biksu ini telah dikirim ke klinik rehabilitasi dan menyebabkan masyarakat setempat khawatir tidak bisa melakukan kegiatan kebajikan di kuil tersebut. Boonlert juga menambahkan akan menambahkan biksu dari kuil lain untuk membantu masyarakat setempat.
Hal yang sangat disayangkan adalah fakta jika menurut kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan atau UNODC, Thailand merupakan negara transit utama untuk narkoba jenis ini. Biasanya akan dikirim dari Myanmar melalui Laos. Bahkan di jalan-jalan dan sudut kota, pil sabu yang disebut Yaba dan Methamphetamine bisa dijual dengan harga kurang dari 20 baht atau sekitar 9 ribu rupiah.
Sumber:
CNBC Indonesia
TEMPO