Sebelum berkecimpung di dunia perfilman pada tahun 2018, Sarin Ronnakiat, atau biasa dikenal dengan sebutan Inn Sarin mengawali karirnya menjadi seorang DJ yang tergabung dalam Get 105,2. Pria kelahiran 4 Januari 1995 tersebut pernah bernaung dalam agensi Channel 3 dan telah memerankan beberapa lakorn sebagai pemeran utama. Salah satunya berperan sebagai Tofu dalam lakorn Boys Love Thailand fantasi, ‘The Miracle Of Teddy Bear #คุณหมีปาฏิหาริย์‘.
Tofu memiliki karakter polos dan lugu yang sangat sesuai dengan visual Inn Sarin, membuat penonton merasa jatuh cinta kepadanya. Tidak hanya dalam serial, karakter Tofu tersebut nampaknya masih melekat dalam dirinya di dunia nyata. CEO pemilik beberapa brand perusahaan ternama itu juga dikenal karena berhati lembut dan keramahannya terhadap semua orang. Namun siapa sangka, di balik semua kebaikan yang telah ia lakukan , Sarin juga pernah mendapat ujaran kebencian di media sosial.
Melalui video podcast interview di YouTube WOODY FM yang diunggah pada Jum’at (23/06), Inn Sarin sempat ditanya mengenai cerita tentang hal yang kurang mengenakkan ketika ia bekerja di dunia industri hiburan. Sarin mengungkapkan jika ia pernah mengalaminya. Dia tahu sebagai seorang public figure sedikitnya akan mendapatkan hal positif atau negatif di platform media sosial, tapi ada suatu waktu, Sarin benar-benar merasa terpuruk dengan satu masalah yang tidak bisa dijelaskan apa masalahnya. Hal itu cukup membuat Sarin syok hingga menangis berhari-hari, dikarenakan masalah yang menyangkut pautkan dirinya tersebut menjadi trending topik di media sosial.
“Anda tahu 90% dari isi trending topik itu Phi Woody, isinya sama sekali bukan fakta. 90% dari itu seperti, mengarang cerita dan membawa-bawa nama saya lagi dan lagi. Ketika menjadi berita atau sudah ketinggalan zaman, semua orang sudah mempercayainya. Saat itu saya merasa syok, apa yang harus saya lakukan selanjutnya?” kata Sarin.
Woody bertanya kapan itu terjadi. Sarin pun menjawab, “Itu terjadi sejak saya belajar di universitas (Chulalongkorn). Juga kepribadian saya, saya bukan orang yang menanggapi orang lain. Lebih mengejutkan lagi, apa yang saya sebutkan, orang-orang sudah terlanjur mempercayainya. Setelah hari itu saya menjadi trending di universitas, semua orang melihat saya berbeda.”
Woody pun kembali bertanya bagaimana Sarin menangani dan sembuh dari semua itu, “Saya memutuskan untuk berkonsultasi dengan orang tua saya. Saya ingat bahwa itu adalah percakapan keluarga yang sangat singkat, tetapi saya merasa sangat senang dengan itu. Papa saya memberi saya ide bahwa, ‘Bahkan Sang Buddha pun sering dikritik, apalagi kita yang orang biasa’ Itu saja P’Woody. Hanya kalimat itu, saya langsung mengerti. Lalu saya segera melanjutkan kehidupan saya seperti orang di atas (Buddha), yang masih bisa bertahan dalam berbagai macam gosip, dan saya hanya orang biasa-biasa saja jika orang membicarakan secara positif dan negatif, dan saat itu saya seperti memiliki kesempatan untuk menangis bersamanya (Papa). Juga, memiliki kesempatan untuk memeluk orang tua saya. Itu adalah cinta terkuat yang membuatku bisa bangkit kembali.” ungkap Sarin.